
Penulis: Dalih Usman, M.Pd ( Ketua Majelis , Pengawas SMK Provinsi Jawa Tengah Wil 1)
Di masa penjajahan Jepang, tokoh puisi Indonesia yaitu Chairil Anwar pernah menulis sebuah sajak, dua baris terakhir dengan kalimat:
Kawan, kawan
Kita mengayun pedang ke Dunia Terang
Kalimat Chairil – menyerukan sebuah perjuangan ke dunia yang lebih baik (Catatan Pinggir, Gunawan Muhammad 1986).
Kalimat dua baris terakhir itu sangat layak disematkan ke pengelola SMK Muhammadiyah Suruh Kabupaten Semarang Jawa Tengah selain tentunya teologi Al Maun yang menjadi landasan utama pergerakan Muhammadiyah. Bagaimana tidak?
Era pendemi covid 2019 yang diawali Maret 2020 ternyata sangat berdampak di SMK Muhammadiyah Suruh mungkin juga sekolah swasta lain, baik itu dari sisi kegiatan pembelajaran maupun pemasukkan keuangan yang berasal dari SPP siswa, bahkan banyak alumni SMK Muhammadiyah Suruh terkena PHK. Honor atau gaji dari bapak/ibu guru sebagian besar atau hampir seluruhnya berasal dari SPP yang dibayarkan siswa. Berkaitan dengan alumni yang kena PHK bisa diketahui karena banyak yang datang ke sekolah menanyakan tentang informasi lowongan pekerjaan, selain tentunya informasi dari mulut ke mulut.
Kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan K3 menjadi semacam tiang penyangga untuk tetap tegaknya sekolah karena goncangan ini. Mereka lirik sana sini, mengumpulkan informasi, berdiskusi menjadi makanan sehari-hari, selain tentunya mohon petunjuk illahi Robbi baik berjamaah maupun sendiri-sendiri. Maka diputuskan optimalisasi Teaching Factory yang selama ini belum menjadi bagian mesin uang sekolah untuk bisa mandiri. Memang tidak semudah yang diucapkan, tapi itulah jalan yang cukup cepat dan agak lurus untuk dilalui.